Jalan-Jalan Pagi di Gunung Api Purba Nglanggeran


Menikmati alam Gunung Api Purba Nglanggeran dengan secangkir matchalatte
Rutinitas yang hanya duduk dan menghadap laptop sepertinya membuat aku rindu untuk jalan-jalan yang dikelilingi oleh hijaunya alam cipta-Nya. Bukan lebay ... tapi kali ini pengen banget jalan-jalan yang gak cuma jalan-jalan sambil cuci mata di daerah kota. Hal ini tentu saja membuatku memutar otak untuk mengajak temen yang mau diajak capek dan bangun pagi. Yups bangun pagi, karena aku pengen jalan-jalan di pagi hari. Ada beberapa temen yang aku hubungi hingga akhirnya Tuhan menentukan bahwa aku jalan sama temen yang udah lama banget gak ketemu (bukan lebay lagi ini...aku sering dibilang sombong sama nie bocah gegara gak gak chat dan ngajak ketemuan). Sempat tarik ulur waktu sama dia, cuma kali ini akunya ngotot karena udah pengen banget jalan-jalan dan lokasinya deket-deket ajah.

Akhirnya, Minggu pagi tanggal 7 Agustus 2016, dia mau nemenin Miss Risna yang gak tjantik dan gak ganteng ini untuk jalan-jalan ke Gunung Api Purba Nglangeran, Patuk, Gunung Kidul. Kenapa pilih GAP Nglanggeran ini? ya karena jaraknya deket dari rumah cuma satu jam lah dan untuk smapai puncak juga cepet paling 45 menit kalo tanpa istirahat. Jam 4.30 WIB adalah waktu yang disepakati cuma molor gegara ribut maslah tas yang mau dibawa. Aku ngotot pakai ransel 20L dia mau pake tas dia. Ya secara yang aku bawa cuma, minum, termos air panas buat bikin pop mie dan minum, bekal yang aku buat (tumben kan aku bikin bekal.hahahha), kamera dan hammock. Dia masih kekeh sama tas dan aku iyain ajah. Jam 5.30 WIB akhirnya dia jemput dan aku shock sama tas dia. Perdebatan terjadi tapi iyain ajah deh daripada sampai Gunung Api Purba Nglanggeran kesiangan.
Papan unyu ala Gunung Api Purba Nglanggeran
Rute dari Sentolo, Kulon Progo menju Gunung Api Purba Nglangeran kami ambil Sentolo - Sedayu -Gamping - Ring Road Barat- Ring Road Selatan - Jalan Wonosari - Piyungan - Patuk. Sempat galau karena hujan dan dia pake sepatu hist masa kini. Sudah dipastikan mampir warung beli sandal swallow ajah. Swallow is the best dah. Sampai GAP Nglanggeran, para petugasnya masih terlelap dengan sarung tapi parkir motor lumayan penuh. Kami pun membayar tiket masih dan parkir, sekitar 30 ribu berapa gitu. Soalnya kami masih masuk dalam pendakian malam-pagi. Kurang rinci karena dia yang bayarin (makasih ya kakak !!!).Nah Sebelum kami jalan-jalan menuju puncak gunung, kami bongkar tas. Rasanya aneh buat aku kalo gak bawa apa-apa.Setelah selesai kamipun naik dan sempat bareng dengan satu keluarga.

Jalur di Gunung Api Purba Nglanggeran ini sudah lebih bagus dari pada waktu bebera tahun yang lalu aku kesini (ini ceritanya), sekarang udah dibikin anak tangga dan beberapa masih di pertahankan keaslinya. Banyak gazebo yang bisa buat istirahat. Yups, sempat istirahat sebelum sampai pos 1 karena raga ini sepertinya lelah dan dia masih kuat tapi cukup pengertian nemenin diriku yang lumayan cepet capek (lama gak jalan coy ...*alasan*).Di peristirahatan pertama ini bareng sam asatu kelurag yang naik. Nah terjadi pembicaraan antara temnku dan bapak-bapak ini. Apalagi kalau bukan tentang Gunung dibahas. Usut punya usut ternyata meraka satu almamater cuma beda angkatan dan bapak ini sudah lama banget gak mendaki karena udah berkeluarga dan kesibukan. Cukup lama tapi akhirnya aku kami melanjutkan perjalanan dan sejenak menikmati pemandangan Pos 1. Disini banyak mbak-mbak dan mas-mas hist yang asik berfoto. Salutnya aku sama mereka adalah meraka pake sandal jinjit dan sepatu fashion di mana GAP Nglanggeran ini habis terguyur hujan dan mereka masih tetap hist. Super sekali kakak !!!
Embung Nglanggeran dari Puncak Gunung Api Nglanggeran
Dari pos satu ini aku, pilih jalan pintas untuk menuju puncak yang pernah aku lalui saat pertama ke GAP Nglanggeran karena waktu tempuhnya lumayan cepat. Jalannya emang sempit dan sempat istirahat buat bersihin tangan yang penuh lumpur. Aku sempat minta air buat bersihin tapi malah di kasih tisu basah. Disinilah kejadian yang gak terlupakan mulai. Yups ketika aku buka tisu dan mengunakan buat bersihin tangan suara gemuruh berdatangan. Terlihat seekor monyet gedhe banget jalan dan sepertinya mau menghampiri kami. Kami memencoba biasa ajah, tapi kok semakin gemuruh dan monyetnya mengerang. Akunya takut dan mencoba gak panik si dia masih diem ajah. Hingga akhirnya terlihat gerombolan monyet yang makin banyak. Yups, bau tisu basah membuat meraka datang. Hingga akhirnya aku segera memasukan tisu basah yang udah aku pake ke tas cuma tisu yang masih satu pak ada di gazebo. Daripada diserang sama monyet aku menyoba untuk mencari jalan dan sialnya jalan yang diatasnya ada ranting pohon ada 2 ekor monyet. 1 pak tisu aku tinggal (maaf ya, soalnya monyetnya udah disamping tisu) dan perlahan aku jalan dibawah 2 ekor monyet di susul sama temanku. 



Thanks dotpodcloth, buat untuk kaosnya. Mau lihat katalognya bisa ke IG nya atau ke websitenya www.dotpodcloth.com (tapi masih dalam perbaikan)

Perjalanan menuju puncak kami selalu ketemu monyet tapi mereka gak menyerang kami, melihat kamipun langsung menghilang. Yups, Gunung Api Purba Nglanggeran memang ,masih banyak monyet-monyet liar dan kami tadi mengundang perhatian mereka karena bau tisu basah. Masih syok akunya dan temenku mukanya tenang banget. Agak jengkel karena diem ajah waktu itu dan kejengkelan terjawab sudah ketika dia buka mulut bahwa dia juga takut (Aseeeeem ... telo kowe !!!!). Kamipun akhirnya sudah merasakan akan deket dengan puncak karena sudah mulai bertemu dengan orang-orang yang turun dengan bawa tas-tas ransel. Nah ini kejadian absurd kedua, hampir sebagian besar orang yang turun dan ketemu kami tentunya saling sapa (hal yang lumrah dan wajar atau mungkin wajib kalo ketemu nyapa atu senyum). Hampir sebagian besar yang tanya, "mau camping kak?". Aku hanya tersenyum sambil nahan tawa deh, biar dia yang jawab (Ini adalah hasil dari perdebatanku saat di chat mau pas ketemu sebelum berangkat). Jawaban dia pun bervariasi, tapi intinya sama gak ngecamp (sumpaaahhh... pengen ketawa!!!).Hingga akhirnya di bilang kurang lebih gini "bener juga ya katamu, aku salah bawa ransel dech!" (yes gueeeeeeeh menang telak!!).Dah lah yuk cepatan ke atas.
Sandwich sosis gulung goreng ala miss risna
Sesampainya di camping ground tempatnya di sebelum puncak utama, kami banyak bertemu orang-orang yang malamnya menang camping Gunung Api Purba. Sempat tanya-tanya dan emang ternyata mereka diserbu monyet juga pas masak atau ada persedian makanan. Emang sih di puncak terlihat beberapa monyet dan kami langsung kepuncak cuma monyetnya pada menghilang ketika matahari mulai meninggi. Yups di Puncak mulai sepi pagi itu, hanya beberapa orang hilir mudik bergantian. Cuma kali itu aku menikmati alam yang disajikan di puncak Gunung Api Purba Nglanggeran. Karena dulu waktu kesini full kabut. Sambil membuka bekal dan menyeduh minuman, aku dan dia bercerita banyak hal karena kami lumanyan lama gak ketemu. Sayangnya di gak doyan bekal yang aku buat ( gak sedih kok, selera dia dan aku memang berbeda... dear calon suami: "pliss besok apapun makanan yang aku buat dimakan ya. Santai ajah gak ada sianida dan racun-racun lainnya. Cuma ada cinta dalam setiap masakanku *kiss*"). Perbincangan temu kangen dan menikmati pemandangan Embung Nglanggeran dan alam sekitar Gunung Api Purba Nglenggran dari puncaknya kami habiskan sekirat 2,5 jam.
Kamipun memutuskan untuk segera turun, karena aku punya acara dan diapun punya acara. Jalur turun kami cukup licin dan sudah ada beberapa orang tergelincir. Jalur turun yang kami pilih beda dengan jalur waktu kit naik. Sempat ketemu sama sepasang bule Jerman dan segerombolan turis cina (sayang bukan oppa-oppa , pliss na sadarlah dan segara enyah dari virus oppa-oppa). Kami sempat berhenti sejeak di pos 2 untuk menikmati pemandangan seribu tower dengan hamparan sawah nan hijau di Pengunungan Seribu ini. Akhirnya kesampaian juga jalan-jalan pagi dan naik-naik ke puncak gunung. Sesampainya di parkiran ternyata tempat parkirnya semakin ramai dengan pengunjung. Kami memutuskan untuk beristirahat dulu di pendopo dan dalam istirahat kami dihampiri oleh mas-mas yang sedang melakukan penelitian untuk tesis. Aku lupa dengan tema yang dia ambil, tapi menurutku hasil dari penelitian ini datnya bisa buat untuk memajukan Gunung Api Purba Nglanggeran. Terutama masalah sampah, sebeneranya pihak pengelolah sudahbanyak menempatkan tempat sampah di banyak titik. Jadi kembali lagi sama individunya atau manusia yang bawa sampah sih. Kalau emang udah terbiasa membuang sesuatu pada tempatnya dia akan pasti gak akan membuang sampah sembarangan, termasuk mantan (ups ... ini opo jal). Yups... cerita halan-halan pagi naik puncak Gunung Api Purba Nglanggeran berakhir di warung soto, karena kami kelaparan.

#Note : 
  1. Kenapa miss Risna gak nyebutin nama temennya? Dia emang gak pernah mau show online di blogku walau hanya sekedar nama. Ini sudah aturan mutlak dari dia.
  2. Photonya dikit, karena emang niat miss Risna hanya menikmati perjalan ini tanpa sibuk motret.

Miss Risna

Perempuan yang terlahir dan (masih) tinggal di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Punya tekad buat explore plus santai manja di ujungnya baratnya Indonesia, alamnya Indonesia Timur, lihat oppa-oppa langsung di negaranya, menginjakan kaki di daratan negara Penjajah Indonesia dan bakalan kolaborasi sama idola Aamiin ^^v.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung di Story Of Miss Risna, Silahkan tinggalkan komentar dibawah ini ( NO SARA ) ^^v