Menyusuri Pantai Gunung Kidul di Awal 23 Tahun



Harusnya postingan ini udah terposting di tanggal 31 Mei lalu tapi berhubung sbuah kesibukan dan mood untuk menulis itu sangat diperlukan baru sekarang tertulis di blog ini.


Wediombo Beach
OK, cerita sebuah pergantian tahun akan aku mulai. Berawal dari janji pada diri sendiri pada tanggal 30 Mei aku harus mengasingkan diri disebuat tempat tanpa sinyal dan tenang. Rencana awal sebenernya pengen pergi sendiri tapi setelah pemikiran panjang dari pertimbangan ijin yang akan dikeluarkan orang tua serta nasehat teman karena saya seorang perempuan (lagi-lagi gender) harus ada patnernya sekalipun itu perempuan. So, aku harus mencari patner. Pernah berkicau lewat twitter tapi tak ada yang mengubris (Hay Na’ kamu ini siapa? Loe bukan artis/ cewek cantik jadi gak ada yang tertarik sama ajakan loe!!! < -- haruskan menjadi orang cantik/ganteng/artis kah ketika harus berteman/terkenal?). Dan akhirnya nawarin Dian, Uli dsb tapi pada kerja dan gak ada duit (maklum aku masih belum kerja, membuat kerja atau diperkerjakan –-“).Hingga akhirnya ada sosok yang ingin untuk aku ajakberpatner He is Kethik walaupun belum ngasih kepastian pada malam sebelum 30 Mei.

(Itu asal mulanya dan akhirnya terlaksana dengan baik ^_^, masih mau lanjut ceritanya)


Rabu 29 Mei 2013,
Hari ini adalah deadline aku harus posting “____” dan akhirnya aku ke warnet untuk mempostingya. Nah, di akhir 22 tahun ini paling aku untuk pergi besok berubah yang awalnya mau cari tempat baru seperti Curug PulosariCurug BanyuniboCurug Indah dan Pantai Bekah berubah tujuan menjadi Pantai Wediombo. Alasannya karena aku penasaran banget sama pantai ini karena katanya keren dan udah terkenal masak aku belum kesana –-“.

*Note berkurangnya umurku
Kejadian yang lebih menarik adalah ketika aku akan menutup mata ini untuk beranjak tidur. Malam di pergantian tahun untuk aku itu, ada sebuah bayangan sebuah kejadian dimana disebuah tempat tepatnya ruangan banyak banget orang –orang berbaju hitam dan berkerudung dan berwajah sedih. Sontak aku kaget, tapi aku mencoba untuk mengambil hikmah bahwa Allah sayang aku. Allah sedang mengingatkan aku bahwa umurmu di dunia ini mulai berkurang dan akupun mencoba untuk tidur.

Kamis, 30 Mei 2013
00.xx _ terbangunkan oleh suara dering handphone yang tiada henti dan tetap saja gak bisa membangunkan aku. Yupz ... aku terlalu malas untuk mengangkat telepon di waktu tengah malam. Akhirnya aku melanjutkan tidurku dan aku pun masih diberikan kesempatan menghirup udara pagi 30 Mei yang cerah. Ketika check hp ada 5 missed call dari no asing kode Klaten dan beberapa sms dari teman. Yang jelas pagi itu dapat kepastian bahwa Kethik bisa ikut dengan meminta ijin ke kepala sekolah asalkan aku menjemputnya ke sekolah. Ok kali ini aku mengiyakan karena aku bagaimanapun yang memintanya untuk menemani saya dolan kali ini.
Jam 9 waktu yang disepakati dan akhirnya aku melajukan motor. Nah setelah sampai didepan sekolah Kethik sempat kaget dengan stylekondangan manten (sepatu dan celana kain) dan ternyata dia pamitnya mau nganter teman kondangan ke Wonosari –-“. Mau tak mau ketika ada pom bensin ntar mampir buat ngisi bensin sama apalagi kalau bukan buat ganti kostumnya Kethik.Ok, no problem kata orang Inggris dan hari itu ALLAH ngasih kado cuaca yang cerah banget buat dolan hari ini.
Ini rute yang kami lewati Nanggung – Canga’an – Srandakan – Imogiri – Selopamirono – Panggang – Paliyan – Jl. Baron – Tepus – Jl. Siung – Wediombo.
Nah, jalur selatan ini sekarang menjadi favorit aku untuk menuju ke Gunung Kidul dikarenakan jalur utama yang dari arah Piyungan Bantul adalah jalan terfavorit dan Gunung Kidul sekarang telah menjadi tujuan wisata utama ketika akhir pekan makan jalur itu akan macet seperti halnya orang Jakarta mau liburan ke Puncak. Jadi Jalur selatan yang belum resmi menjadi jalur selatan (konon ini jalan nantinya akan jadi jalan provinsi seperti pantura, terlihat dari beberapa titik sedang di lakukan pelebaran jalan, pembebasan tanah dan pengerukan gunung-gunung). So jalan ini serasa jalan milik sendiri karena masih sepi.
Satu hal yang bikin gondok adalah selama dalam perjalanan kata Kethik kalau ada orang mantenan harus berhenti sejenak untuk mengesyahkan ijin dia (zzzzzt –-“). Hasilnya di jalan menuju pantai Siung ada rumah penduduk yang sedang melangsungkan pernikahan dan ngisin-isini ... delok tenan jal –-“. Padahal rumahnya di bawah jalan pas tikungan. Satu hal lagi kalu dolan sama anak satu ini adalah perut harus kenyang dahulu. Hal awalnya di ketahui ketika waktu dolan bareng mbak Anin, mbak Ima, Uli sama Nisa ke jembatan Gantung Imogiri dulu dan hal ini terjadi juga saat dolan sama aku. Di jalan ketika ada sebuah warung bakso/mie ayam sudah rewel. Padahal sedari awal sudah aku wanti-wanti harus sarapan dan katanya udah sarapan kalau gak ntar mampir supermarket atau toko buat beli roti.


Jalan menuju Pantai Wediombo sangat Mulus

Nah setelah melewati perjalan yang sangat melelahkan akhirnya, kami berhenti sejenak untuk membeli minuman dan beberapa makan untuk cemilan. Rencana mau beli roti gagal soalnya Kethik katanya mau beli bakso/mie ayam ntar di pinggiran jalan. Tapi sepanjang jalan menuju Pantai Wediombo dia malah gak menepikan motornya untuk berhenti makan (orang yang aneh –-‘). Akhirnya ya menuju ke Pantai Wediombo, dengan akses jalan yang emang sudah bagus dan dapat di jangkau dengan motor atau mobil bahkan bus. Sebelum sampai pantai pastinya kita diberhentikan oleh petugas retribusi (hayo sebagai warga Indonesia yang baik dan emang peduli sama kemajuan wisata Indoensia khususnya DIY apa susahnya bayar retribusi *ya karena pantai ini saudah masuk ke daftar Dinas pariwisatjadi bayar.hahaha*). Kali ini ditarik retribusi Rp. 6000 untuk satu motor dan dua orang. Sempat tanya-tanya sama bapaknya, pantai selain Wediombo yang bisa diakses lewat jalur ini pantai apa saja. Nah bapaknya bilang kalau ada pantai Junwok, hanya saja sekarang lagi ada perbaikan jalan dan semalam habis hujan kalau dilalui pakai motor terlalu berbahaya soalnya licin (melihat bahwa motor yang kami pakai adalah matic, hahaha....Kalo pakai bergigi sebenarnya berani aku). Jadi inget si Yoga kalao ada pantai satu lagi yaituPantai Greweng dapat di tempuh dengan jalan kaki. So Lets Go ... !!! (OK, Mulai ekarang aku mulai mau tanya alamat pantai yang aku kunjung so FYI : pantai Wediombo ini terletak di Jepitu, Girisubo, Gunung Kidul, DI Yogyakarta dengan GPS : S8 11’3.8” E110 42’3.4”)

Pemandangan Menuju Pantai Wediombo di awal 23 tahun
Kata Uyun namanya Pantai Karang Panjang

Pantai tak tahu namanya tapi bisa dilihat ketika menuju Wediombo
Pemandangan menuju pantai Wediombo sangat apik, hal ini dibukitkan aku sempat narsis dengan latar pantai yang kata Uyun namanya Pantai Karang Panjang, pengen kesana tapi jalur belum tahu.Hehehe mari menjadi orang malu bertanya sesat dijalan. Nah akhirnya sampai juga di pantainya, ternyata banyak juga motor-motor di parkiran dan kamipun segera bergegas kepantai.Ternyata kita harus melewati tangga untuk menuju bibir pantai Wediombo. Ternyata masih sepi dan hanya beberapa wisatawan. Warung yang bukapun cuma satu itupun lagi ada pembangunan. So jadi motor banyak tadi ada para pekerja dan para pemancing atau para petani.

Ketika Ombak lagi Pasang

Karang dan Birunya air jadi salah satu cirikas Wediombo

Para pemancing di ujung karang
Karang Panjang yang terlihat dari Wediombo
 

View Pantai Karang Panjang dari Wediombo

 
Bersantai dibawah Rindangnya Pohon

Ketika ombang bertemu karang

Patner DOLAN saya kali ini

Nah untuk di pantai ini aku sebenrnya kurang explore lebih banyak. Karena gatau kenapa? Hahaha... akhirnya setelah menikmati keindahan Wediombo dengan pohon-pohonya dan karang-karangnya kami melanjutkan untuk susur pantai selanjutnya. Sempat tanya juga jalan menuju pantai Karang Panjang dan pantai sebelah karang panjang serta Junwok dan Greweng tapi persiapan kami kurang jadi ya di tunda dulu.

Aman untuk bermain anak-anak

Narsis Boleh dong

Landai dan timbah Gazebo jamur menambah pantai ini ramha untuk anak

Pemancing Drini
Yang Moto gaku tau ke arah sapa tp si Bule sadar kamera
Wisatawan mancanegara ajah suka sama pantai kita masa kita enggak
 
Para pemuda sedang iklan *eh

Pantai selanjutnya yang kami tuju adalah rencana awal aku pengen ke pantai Jogan tapi pertimbangan waktu dan beberapa hal akhirnya aku memutuskan untuk susur pantai yang satu paketan. Yupz,Pantai Baron dkk dari timur dengan retribusi masuk Rp 8000 untuk hari biasa. Pantai pertama yang kami jumpai adalah Pantai Pulang Syawal (yang lebih terkenal dengan ‘CAFE’ INDRAYANTI) sumpah kaget GILAAAK, soalnya pantai ini sudah disulap sedemikian rupa dengan jejeran vila-vila mewah dan cafe cafe minggir pantai lanjut ke Barat pengen mampir kePantai Sadran tapi gak jadi akhirnya destinasi berhenti ke Pantai Drini, soalnya pantai ini sering akulewati tapi belum pernah berkunjung dan ternyata lagi lagi pantai ini sudah mulai berubah dari aslinya dengan adanya gazebo milik pendagang, tapi tidak mnghilangkan kecantikan pantai ini. Oh ya pantai ini berada di Wonosobo, Bantareja, Tanjungsari, Gunung Kidul. Pantai ini recommend buat santai bersama keluarga apalagi untuk anak kecil karena pantai ini landai dan luar untuk pasirnya ada juga di sebelah barat tapi untuk para parkir perahu nelayan.
Pantai Watu Kodok dari atas


Modal Bensin sama patner buat ijin blusukan itu cukup :)

Selanjutnya lanjut ke Pantai Sepanjang walau sebelumnya sempat hampir mampir ke Pantai Watu Kodok tapi gak jadi(hehehe...mengejar waktu) dan di Pantai Sepanjang kami masih ditarik parkir di pintu masuk sebesar Rp 2000 dan kami mengistirahatkan untuk menikmati sunset si Pantai Sepanjang ini tapi ternyata medung dan inilah yang aku peroleh. Upz hampir lupa pantai sepanjang ini berada di Kemadang,Tanjungsari, Gunung kidul.

Pesisir yang curam di Sepanjang

Bermain Bola

Hal yang slalu menarik ketika untuk diabadikan


Senja di Pantai Sepanjang

Narsis Donk

Narsis lagi ya

Narsis lagi yaaak

Dan petualangan hari itu berakhir dengan perjalanan pulang disertai hujan dan berakhir di warung tenda pecel lele jalan wonosari.


Teruslah berjalan


*Note For Me :
Di awal usia 23 tahun ini,
  • Allah telah mengingatkan aku bahwa umurmu di dunia ini mulai berkurang.
  • Bersyukurlah bahwa Allah masih mengijinkan matamu untuk meilhat keindahkan yang Allah berikan, rawatlah mereka semua dengan tanganmu kakimu dan perasanmu.
  • Bersyukuran di setiap nafas yang kau hirup dan yang keluarkan
  • Bersyukuran atas kaki dan tangan serta otak yang masih berfungsi hingga aku masih bisa dolan dan bertemu.
  • Belajarlah untuk selalu bersilaturahmi dengan sebuah keramahan, kehangatan dkk.
  • Ikhlaskan hati yang terluka oleh orang lain dan berusahalah untuk memperbaiki kesalahan
  • Na’ Jadilah orang bermanfaat untuk orang lain ^_^
  • Thanks you Allah, Alhamdulillah atas semuanya


Miss Risna

Perempuan yang terlahir dan (masih) tinggal di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Punya tekad buat explore plus santai manja di ujungnya baratnya Indonesia, alamnya Indonesia Timur, lihat oppa-oppa langsung di negaranya, menginjakan kaki di daratan negara Penjajah Indonesia dan bakalan kolaborasi sama idola Aamiin ^^v.

2 komentar:

  1. sek penting ki nek dolan gowo yang karo sangu...

    BalasHapus
  2. sangu penting nink pacar kie mank kowe duwe #upzzz

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung di Story Of Miss Risna, Silahkan tinggalkan komentar dibawah ini ( NO SARA ) ^^v