Harusnya postingan ini udah
terposting di tanggal 31 Mei lalu tapi berhubung sbuah kesibukan dan mood untuk
menulis itu sangat diperlukan baru sekarang tertulis di blog ini.
 |
Wediombo Beach |
OK, cerita sebuah pergantian
tahun akan aku mulai. Berawal dari janji
pada diri sendiri pada tanggal 30 Mei aku harus mengasingkan diri disebuat
tempat tanpa sinyal dan tenang. Rencana awal sebenernya pengen pergi sendiri
tapi setelah pemikiran panjang dari pertimbangan ijin yang akan dikeluarkan
orang tua serta nasehat teman karena saya seorang perempuan (lagi-lagi gender) harus ada
patnernya sekalipun itu perempuan. So, aku harus mencari patner. Pernah
berkicau lewat twitter tapi tak ada yang mengubris (Hay Na’ kamu ini siapa? Loe bukan artis/ cewek cantik jadi gak ada yang
tertarik sama ajakan loe!!! < -- haruskan menjadi orang cantik/ganteng/artis
kah ketika harus berteman/terkenal?). Dan akhirnya nawarin Dian, Uli
dsb tapi pada kerja dan gak ada duit (maklum aku
masih belum kerja, membuat kerja atau diperkerjakan –-“).Hingga
akhirnya ada sosok yang ingin untuk aku ajakberpatner He is Kethik walaupun belum ngasih kepastian pada malam sebelum 30
Mei.
(Itu asal mulanya dan akhirnya
terlaksana dengan baik ^_^, masih mau lanjut ceritanya)
Rabu 29 Mei 2013,
Hari ini adalah deadline aku
harus posting “____” dan akhirnya aku ke warnet untuk mempostingya. Nah, di
akhir 22 tahun ini paling aku untuk pergi besok berubah yang awalnya mau cari
tempat baru seperti Curug Pulosari –
Curug Banyunibo – Curug Indah dan Pantai Bekah berubah tujuan menjadi Pantai Wediombo. Alasannya karena aku penasaran banget sama pantai
ini karena katanya keren dan udah terkenal masak aku belum kesana –-“.
*Note berkurangnya umurku
Kejadian yang lebih menarik adalah ketika aku
akan menutup mata ini untuk beranjak tidur. Malam di pergantian tahun untuk aku
itu, ada sebuah bayangan sebuah kejadian dimana disebuah tempat tepatnya
ruangan banyak banget orang –orang berbaju hitam dan berkerudung dan berwajah
sedih. Sontak aku kaget, tapi aku mencoba untuk mengambil hikmah bahwa Allah
sayang aku. Allah sedang mengingatkan aku bahwa umurmu di dunia ini mulai
berkurang dan akupun mencoba untuk tidur.
Kamis, 30 Mei 2013
00.xx _ terbangunkan oleh suara
dering handphone yang tiada henti dan tetap saja gak bisa membangunkan aku.
Yupz ... aku terlalu malas untuk mengangkat telepon di waktu tengah malam.
Akhirnya aku melanjutkan tidurku dan aku pun masih diberikan kesempatan
menghirup udara pagi 30 Mei yang cerah. Ketika check hp ada 5 missed call dari no asing kode Klaten
dan beberapa sms dari teman. Yang jelas pagi itu dapat kepastian bahwa Kethik
bisa ikut dengan meminta ijin ke kepala sekolah asalkan aku menjemputnya ke
sekolah. Ok kali ini aku mengiyakan karena aku bagaimanapun yang memintanya
untuk menemani saya dolan kali ini.
Jam 9 waktu yang disepakati
dan akhirnya aku melajukan motor. Nah setelah sampai didepan sekolah Kethik
sempat kaget dengan stylekondangan
manten (sepatu dan celana kain)
dan ternyata dia pamitnya mau nganter teman kondangan ke Wonosari –-“. Mau tak
mau ketika ada pom bensin ntar mampir buat ngisi bensin sama apalagi kalau
bukan buat ganti kostumnya Kethik.Ok, no
problem kata orang Inggris dan hari itu ALLAH ngasih kado cuaca yang cerah
banget buat dolan hari ini.
Ini rute yang kami lewati Nanggung – Canga’an – Srandakan – Imogiri –
Selopamirono – Panggang – Paliyan – Jl. Baron – Tepus – Jl. Siung – Wediombo.
Nah, jalur selatan ini
sekarang menjadi favorit aku untuk menuju ke Gunung Kidul dikarenakan jalur
utama yang dari arah Piyungan Bantul adalah jalan terfavorit dan Gunung Kidul
sekarang telah menjadi tujuan wisata utama ketika akhir pekan makan jalur itu
akan macet seperti halnya orang Jakarta mau liburan ke Puncak. Jadi Jalur
selatan yang belum resmi menjadi jalur selatan (konon ini jalan nantinya akan jadi jalan provinsi seperti pantura,
terlihat dari beberapa titik sedang di lakukan pelebaran jalan, pembebasan tanah
dan pengerukan gunung-gunung). So jalan ini serasa jalan milik
sendiri karena masih sepi.
Satu hal yang bikin gondok adalah selama dalam perjalanan
kata Kethik kalau ada orang mantenan harus berhenti sejenak untuk mengesyahkan ijin dia (zzzzzt –-“). Hasilnya di jalan
menuju pantai Siung ada rumah penduduk yang sedang melangsungkan pernikahan dan
ngisin-isini ... delok tenan jal –-“.
Padahal rumahnya di bawah jalan pas tikungan. Satu hal lagi kalu dolan sama
anak satu ini adalah perut harus kenyang dahulu. Hal awalnya di ketahui ketika
waktu dolan bareng mbak Anin, mbak Ima, Uli sama Nisa ke jembatan Gantung Imogiri dulu dan hal ini terjadi juga saat dolan sama aku. Di jalan ketika ada
sebuah warung bakso/mie ayam sudah rewel. Padahal sedari awal sudah aku
wanti-wanti harus sarapan dan katanya udah sarapan kalau gak ntar mampir
supermarket atau toko buat beli roti.
 |
Jalan menuju Pantai Wediombo sangat Mulus |
|
Nah setelah melewati
perjalan yang sangat melelahkan akhirnya, kami berhenti sejenak untuk membeli
minuman dan beberapa makan untuk cemilan. Rencana mau beli roti gagal soalnya
Kethik katanya mau beli bakso/mie ayam ntar di pinggiran jalan. Tapi sepanjang
jalan menuju Pantai Wediombo dia malah gak menepikan motornya untuk berhenti
makan (orang yang aneh –-‘). Akhirnya ya menuju ke Pantai Wediombo, dengan
akses jalan yang emang sudah bagus dan dapat di jangkau dengan motor atau mobil
bahkan bus. Sebelum sampai pantai pastinya kita diberhentikan oleh petugas
retribusi (hayo sebagai warga Indonesia
yang baik dan emang peduli sama kemajuan wisata Indoensia khususnya DIY apa
susahnya bayar retribusi *ya karena
pantai ini saudah masuk ke daftar Dinas pariwisatjadi bayar.hahaha*).
Kali ini ditarik retribusi Rp. 6000
untuk satu motor dan dua orang. Sempat tanya-tanya sama bapaknya, pantai selain
Wediombo yang bisa diakses lewat jalur ini pantai apa saja. Nah bapaknya bilang
kalau ada pantai Junwok, hanya saja
sekarang lagi ada perbaikan jalan dan semalam habis hujan kalau dilalui pakai
motor terlalu berbahaya soalnya licin (melihat
bahwa motor yang kami pakai adalah matic, hahaha....Kalo pakai bergigi
sebenarnya berani aku). Jadi inget si Yoga kalao ada pantai satu
lagi yaituPantai Greweng dapat di
tempuh dengan jalan kaki. So Lets Go
... !!! (OK, Mulai ekarang aku mulai mau tanya alamat pantai yang aku kunjung so FYI : pantai Wediombo ini terletak di Jepitu, Girisubo, Gunung
Kidul, DI Yogyakarta dengan GPS : S8 11’3.8” E110 42’3.4”)
 |
Pemandangan Menuju Pantai Wediombo di awal 23 tahun |
 |
Kata Uyun namanya Pantai Karang Panjang |
|
 |
Pantai tak tahu namanya tapi bisa dilihat ketika menuju Wediombo |
Pemandangan menuju pantai
Wediombo sangat apik, hal ini dibukitkan aku sempat narsis dengan latar pantai
yang kata Uyun namanya Pantai Karang
Panjang, pengen kesana tapi jalur belum tahu.Hehehe mari menjadi orang malu
bertanya sesat dijalan. Nah akhirnya sampai juga di pantainya, ternyata banyak
juga motor-motor di parkiran dan kamipun segera bergegas kepantai.Ternyata kita
harus melewati tangga untuk menuju bibir pantai Wediombo. Ternyata masih sepi
dan hanya beberapa wisatawan. Warung yang bukapun cuma satu itupun lagi ada
pembangunan. So jadi motor banyak tadi ada para pekerja dan para pemancing atau
para petani.
 |
Ketika Ombak lagi Pasang |
Pantai selanjutnya yang kami
tuju adalah rencana awal aku pengen ke pantai
Jogan tapi pertimbangan waktu dan beberapa hal akhirnya aku memutuskan
untuk susur pantai yang satu paketan. Yupz,Pantai
Baron dkk dari timur dengan retribusi masuk Rp 8000 untuk hari biasa. Pantai pertama yang kami jumpai adalah Pantai Pulang Syawal (yang lebih
terkenal dengan ‘CAFE’ INDRAYANTI)
sumpah kaget GILAAAK, soalnya pantai ini sudah disulap sedemikian rupa dengan
jejeran vila-vila mewah dan cafe cafe minggir pantai lanjut ke Barat pengen
mampir kePantai Sadran tapi gak jadi
akhirnya destinasi berhenti ke Pantai
Drini, soalnya pantai ini sering akulewati tapi belum pernah berkunjung dan
ternyata lagi lagi pantai ini sudah mulai berubah dari aslinya dengan adanya
gazebo milik pendagang, tapi tidak mnghilangkan kecantikan pantai ini. Oh ya
pantai ini berada di Wonosobo, Bantareja,
Tanjungsari, Gunung Kidul. Pantai ini recommend
buat santai bersama keluarga apalagi untuk anak kecil karena pantai ini landai
dan luar untuk pasirnya ada juga di sebelah barat tapi untuk para parkir perahu
nelayan.
 |
Pantai Watu Kodok dari atas |
 |
Modal Bensin sama patner buat ijin blusukan itu cukup :) |
Selanjutnya lanjut ke Pantai Sepanjang walau sebelumnya
sempat hampir mampir ke Pantai Watu
Kodok tapi gak jadi(hehehe...mengejar
waktu) dan di Pantai Sepanjang kami masih ditarik parkir di pintu
masuk sebesar Rp 2000 dan kami
mengistirahatkan untuk menikmati sunset si Pantai Sepanjang ini tapi ternyata
medung dan inilah yang aku peroleh. Upz hampir lupa pantai sepanjang ini berada
di Kemadang,Tanjungsari, Gunung kidul.
 |
Pesisir yang curam di Sepanjang |
 |
Bermain Bola |
 |
Teruslah berjalan |
*Note For Me :
Di awal usia 23 tahun ini,
- Allah telah mengingatkan aku
bahwa umurmu di dunia ini mulai berkurang.
- Bersyukurlah bahwa Allah
masih mengijinkan matamu untuk meilhat keindahkan yang Allah berikan, rawatlah
mereka semua dengan tanganmu kakimu dan perasanmu.
- Bersyukuran di setiap nafas
yang kau hirup dan yang keluarkan
- Bersyukuran atas kaki dan
tangan serta otak yang masih berfungsi hingga aku masih bisa dolan dan bertemu.
- Belajarlah untuk selalu
bersilaturahmi dengan sebuah keramahan, kehangatan dkk.
- Ikhlaskan hati yang terluka
oleh orang lain dan berusahalah untuk memperbaiki kesalahan
- Na’ Jadilah orang bermanfaat
untuk orang lain ^_^
- Thanks you Allah,
Alhamdulillah atas semuanya
sek penting ki nek dolan gowo yang karo sangu...
BalasHapussangu penting nink pacar kie mank kowe duwe #upzzz
BalasHapus