Berhenti Koleksi Barang untuk Terapi Lapar Mata

Kacamata Miss Risna yang masih bertahan 

Welcome back ! Miss Risna masih kembali dengan #BPN30daychallenge yang diadakan sama #bloggerperempuan network. Kali ini dengan tema "Barang yang dikoleksi di rumah". Ehm... jujur ajah neh pas awal banget mau ikutan challenge ini, aku mikir apa sih barang-barang koleksi aku tuh. Sempet mau mundur karena beberapa tema kayaknya aku bakal gak ada bahan. Cuma akhirnya ikut karena aku yakin pasti bisa. Nah pas D-11 inilah, sumpah binggung apa yak barang koleksi aku.


Hingga akhirnya aku sadar, bahwa aku tuh udah gak mengoleksi apapun. Pritilan-pritilan yang dulu aku koleksi udah pada entah kemana, barang-barang yang aku suka juga udah mulai aku kasih-kasih atau sumbangkan secara perlahan. Soalnya waktu itu entah kenapa kamarku berasa sumpek ajah. terus ngerasa gak luas, berantak dan bikin bad mood. Sampai suatu hari pas beberapa influencer yang aku follow dan beberapa kali di explore pos instagram-ku, muncul tentang metode konmari. 

Search-lah tentang metode konmari ini. Metode konmari secara pemahamanku adalah metode menata hidup dengan hidup minimalis, ter-organized dengan baik. Awalnya sih masih apa sih ini, males deh. Cuma kayanya udah jalannya untuk tahu apa itu hidup minimalis. Soalnya pas ke toko buku entah kenapa selalu saja kaki, tangan dan mata selalu mendekat ke rak buku dan ambil tentang buku metode konmari, berbenah dan hidup minimalis. Maka terbeli buku "Berbenah menjadi Duit" karya Yoon Sun Hyun. Cuma hingga detik ini baru 1-2 bab yang aku baca. hehehehe ...

Terus apa hubungannya dengan berbenah, hidup minimalis dan barang koleksi Na'? Jadi gini, hubungan adalah karena beberapa sahabatku termasuk adikku selalu bilang kalau aku tuh kalau udah lapar mata kadang kalap. Apalagi aku tuh kalu udah suka dan nemu barang yang aku banget bakal gak mikir dua kali. Contoh yang paling nyata adalah kacamata. Berhubung aku memiliki mata minus, aku kalau udah nemu frame yang cocok sama muka dan hati aku aku bakal beli. Nah aku pun nemu neh toko kacamata yang jual frame-frame yang aku banget ditambah kacamata minus bisa dijadiin sunglasse dong. Wuah kalap minta ampun dong. Aku pun pilih-pilih frame dan bikin tuh kacamata minus dengan lensa hitam. Beberapa bulan kemudian aku lihat lagi di toko kacamata yang udah jadi langgananku frame yang lucu dan kalap lagi. Nah adikku dan temenku beberapa kali bilang kalau semua barang yang kita beli bakal dihisab nantinya pas di akherat. Awalnya ehm .... iya tapi masih lapar mata.

Suatu hari, akhirnya entah emang udah kehendak dari Allah, hati aku tuh terketuk untuk mulai menyingkirkan beberapa barang. Gak sembarang menyingkiran barang terus dibuang tapi kalau bisa disumbangkan. Dalam proses pemilihan inilah aku sadar bahwa metode konmari, berbenah dan omongan adikku serta sahabat tentang hisab barang yang kita beli itu ternyata ada benar adanya. Yups ... akhirnya aku mulai sering mencoba mengelompokan mana barang yang membuatku bahagia atau kurang bahagia, mana yang lebih sering aku pakai dan jarang aku pakai, mana yang lebih bermanfaat dan kurang bermanfaat. Awalnya emang sulit tapi lama kelamaan entah kanapa jiwa ini jadi berasa lebih enteng. Jadi sekarang kalau udah mulai lapar mata atau beli sesuatu mikirnya berkali-kali lipat. Aku butuh enggak? bakal aku pakai gak? bikin aku bahagia di kemudian hari gak?

Jadi ... inilah kenapa aku berhenti mengoleksi barang-barang. mestiku aku suka atau itu kepuasan buat aku. Aku selalu ingat "Apakah barang itu bikin aku bahagia? bermanfaat?"

Miss Risna

Perempuan yang terlahir dan (masih) tinggal di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Punya tekad buat explore plus santai manja di ujungnya baratnya Indonesia, alamnya Indonesia Timur, lihat oppa-oppa langsung di negaranya, menginjakan kaki di daratan negara Penjajah Indonesia dan bakalan kolaborasi sama idola Aamiin ^^v.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung di Story Of Miss Risna, Silahkan tinggalkan komentar dibawah ini ( NO SARA ) ^^v