Berburu Foto Ke Kincir Angin Jogja dan Mercusuar Pantai Pandansari

Ada kincir angin di Jogja

Miss Risna kembali lagi dengan sebuah cerita. Cerita kali ini sih sebenarnya sebuah piknik yang lumayan kurang jelas sekitar satu tahun lalu. Cerita ini merupakan rangakaian piknik disetiap weekend dengan waktu di pagi hari karena waktu itu udah mulai kerja dan waktu piknik mulai terbatas. Cerita ini miss Risna hadirkan karena waktu lagi nata-nata folder di hardisk menemukan file foto-foto piknik ke deretan pantai ternama di Bantul bareng Dian yang bentar lagi udah mau melepas masa lajangnya (ups! Dian akhirnya kamu duluan).

Yuppy emang benar, tahun lalu tiap minggu pagi aku meluangkan waktu untuk piknik karena biar otak dkk gak tegang terus. Nah Dian inilah panterku untuk piknik disetiap weekend. Tepatnya di bulan Februari 2016 aku ngajak dian untuk nyari tempat piknik yang punya jalan aspal gedhe sepi dan bagus buat foto (waktu itu ada foto refrensinya sih dari instagram). Maka tercetuslah, nyobain Jalur Lintas Selatan Jogja ajah yuk. Kamipun akhirnaya memutuskan untuk kedearatan pantai selatan yang ada Di Bantul.Waktu itu rencananya kita mau berangkat habis subuh karena berharap ada kabut-kabut tipis. Cuma waktu itu ternyata hujan dan sempat mau pending hingga akhirnya kita berangkat tapi udah lumayan siang yaitu sekitar jam 6/7 pagi gitu lah. 

Negeri Kincir Angin di Pantai Baru Bantul
Rute untuk menuju deretan Pantai Selatan Bantul dan yang kami pilih adalah Pantai Baru kami lalui dari Sentolo (tepatnya Salamrejo,rumahnya Dian) - Lendah - Jembatan Srandakan - Belok kanan (muter dulu dan ini dari arah Wates) - Ikuti jalan ajah dan banyak petunjuk kok untuk ke Pantai Baru ini. Hingga akhirnya kami sampai di pintu retribusi masuk dengan tiket masuk Pantai Baru sebesar Rp 5000 /orang  & Rp 2000/motor. Nah kami segera melajukan motor kami. Dari pintu retribusi ini akan ada sebuah Pantai jug tapi aku lupa namnya nah maru setelah ke timur yang kini jalanan aspalnya luas dan masih mulus ini di seblah kanan atua selatan kamu akan melihat deretan kincir angin, di situlah sebuah pantai bernama Pantai Baru. Di pintu masuk pantai baru ini kamu akan di traik tiket parkir dengan tarif Rp 2.000/motor atau Rp 5000/mobil. 

Dian dan Kincir Angin Pembangkit Listrik

Miss Risna dan ayunan raksasa di Pantai Baru
Ngomongin kincir angin, di Pantai baru ini emang punya ciri yang cukup mudah ingat yaitu deretan kincir angin yang merupakan kincir angin untuk pembangkit listrik. Bukan kincir angin yang sengaja didirikan untuk spot foto yang sedang tren sekarang ini. Di Pantai Baru, Bantul ini aku dan Dian sama sekali gak ke bibir pantai, kami fokus ke sebuah taman kincir angin yang terlihat udah gak terawat gitu. Nah jika dari pintu masuk belok kanan kamu dah terlihat kok ada sebuh pendopo yang halaman luas dengan kincir angin. Kayaknya sih tempat ini juga tadinya meruoakan spot foto yang dibuat warga cuma gak terawat. Terlihat ada sebuah bangunan bambu yang unik tapi udah rusak dan beberapa ayuanan bambu yang raksasa tapi juga usah gak begitu bagus. But, aku dan Dian menikmati tempat ini untuk foto-foto.hahahaha...

Jalur Lintas Selatan Jogja yang selatannya bisa lihat pantai selatan loh, masih kece

Merasa bosan dengan tempat ini dan cuaca makin terik, kami sepakat untuk mencoba jalan ke arah timur. Mbeeh jalan pantai Selatan Bantul ini emang masih gress, mulus,  lebar dan viewnya kece. Cuma sayang ada pilox dengan coretan geje anak alay menurutku. Nah waktu di jalanan yang kon katanya akan jadi Jalur Lintas Selatan Jogja ini kami sempat berhenti untuk foto-foto, Tepatnya sih aku yang foto-foto dan difotin Dian. Setelah puas akhirnya kami mampirlah ke Pantai Pandansari yang ada mercusuarnya itu. Untuk masuk pantai ini nih emang ada retribusi lagi sebesar Rp 2000/orang/motor. Nah parkirnya juga masih bayar lagi padahal akan lebih kece kalau satu pintu aja retribusinya semacam kayak Pantai Gunungkidul yang paket Baron - Pulang syawal/ Indrayanti. Nah disini, lagi-lagi kita gak ke bibir pantai kami, cuma ngikuti jalanan aspal hingga mentoknya. Oh ya di Pantai Pandansari ini juga da perkebunan buah naga yang sebenarnya photoable kali dari angle tertentu,hehehe.


Nah ini lagi di jalan buntunya Pantai Pandansari, photoable banget
Sampai diujung jalan beraspal, kami istirahat sambl foto-foto dong. Pantai selatan Bantul emang memiliki cirikhas yang dibibir pantainya terdapat pohon cemara laut dengan pasir hitam. Begitu juga dengan Pantai Baru dan Pantai Pandansari ini. Banyak banget deretan pohon cemara laut. Selesai photo-photo dan makin rame kami memutuskan untuk mencoba menaiki Mercusuar yang ada Dipantai Pandansari ini. Untuk bisa naik, kami harus membayar Rp 5000/orang. Butuh keberanian dan stamina yang lumayan untuk sampai puncak karena kita kan melawati anak tangga dengan 7/8 lantai dan untuk yang tanggal lantai ppaling atas atau untu menuju menara mercusuar ini tanggalnya vertikal dan dan lumayan licin jika bagian bawah sepatu/sandal gak pas. Jadi mending dilepas saja. Cuma ketika smapai puncak beeeeeeeeeh pemandangan yang luar biasaa kana kamu padatkan dari puncak mercusar panttai p0andansari ini. Hamparan air laut samudera hindia, deretan ladang petani hingga barisan cemara lau ataupun penggunakan seribu yang terbentang diseblah timur.selesai menikmati pemdnangan dari atas, ternyat oh ternayata jalan turunnya lebih seram daripada naiknya. deg degan banget. Sempat ketemu pengunjung yang udah sampai lantai 7 tapi mengundurkan diri padahal tinggal satu tangga lagi. But itu pilihan. Jadi buat kalian siapin keberanian dan stamnia untuk naik tempat ini. 
Dian di puncak mercusuar

View sebelah timur dari Mercusuar Pantai Pandansari

Selesai dari pantai ini kami pun segera pulang dan menyoba lewatin jalan mulus ini sampai timur dan jalanan ini masih sepi, lebar dan mulus. Sebagian juga ada jalan yang masih proses bebatuan. jadi jalan ini pol pentok masih Pantai Samas yang terkenal itu. Inilah cerita piknik di weekend pagi setahun lalu. Jadi mungkin kalau sekarang temen-temen pada ke Pantai Baru - Pantai Pandansari Bantul udah banyak berubah dan semoga lebih banyak berubah menjadi lebih baik. Inget jangan buang semarangan dan jangan rusah fasilitas yang udah ada. Apalagi coret-coret.



Buat Dian ... hayuuuk kapan main lagi sebelum kita terpisahkan oleh pulau T_T

Miss Risna

Perempuan yang terlahir dan (masih) tinggal di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Punya tekad buat explore plus santai manja di ujungnya baratnya Indonesia, alamnya Indonesia Timur, lihat oppa-oppa langsung di negaranya, menginjakan kaki di daratan negara Penjajah Indonesia dan bakalan kolaborasi sama idola Aamiin ^^v.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung di Story Of Miss Risna, Silahkan tinggalkan komentar dibawah ini ( NO SARA ) ^^v