Keseruan Hammock di Hutan Pinus Pengger Dlinggo Bantul Bersama Sahabat

Menikmati senja di Hutan Pinus Pengger
Berawal dari sebuah chat dari Mboeli di Hari kedua lebaran 7 Juli 2016 yang mengajak untuk dolan ke sebuah embung tertinggi di Jogja yaitu Embung Batara Sriten. Kata Mboeli sih ini ajak dari Pondong. Maka ajakan tersebut berhasil di eksekusi oleh kami yang janjian jam 10 untuk kumpul di tempat Mboeli. Berhubung ngumpulin niat mandi ketika liburan itu lumayan susah, akhirnya sampai tempat Uli sekitar jam 10 lebih deh. Dolan kali ini minus Juwan karena ini lebaran pertama Juwan sudah berkeluarga.hahahaha...Personil kali ini cuma berempat yaitu aku, Mboeli, Pondong dan Ella. Stelah kumpul di tempat Oeli, kami memutuskan untuk lewat jalan  Sentolo-Panjangan-Imogiri-Dlinggo-Patuk-Gedangsari. Maklum ini lebaran kalau lewat kota dan Piyungan pasti macet habis.


Pintu masuk Hutan Pinus Pengger, Dlinggo Bantul
Di tengah perjalanan kami, tepatnya ketika sampai hutan pinus Mangunan, kami harus putar balik dan lewat jalur bawah yang mana lebih jauh dari ekstimasi kami. Kenapa kami harus berputar? karena waktu itu ada mobil terbakar di tanjakan sebelum hutan pinus Mangunan. Kamipun tetap melanjutkan perjalanan kami. Setelah lewati pertigaan Sambipitu kami menuju ke arah Gedangsari, disini cuaca mendung sudah mulai nampak dan kami tetap optimis. Karena waktu itu sudah memasuki wakt Dhulur, kami segera mencari masjid. Nah ketika kami sedang sholat, hujan deraspun turun. Berhubung tadi belum sarapan dan gak bawa bekal kami mulai kelaparan sedangkan destinasi Embung Sriten masih lumayan lah. Lagian hujan kami pakai motor matic semua. Keputusan pun berubah untuk balik arah dan menganti destinasi kita. Intinya makan dulu dan akhirnya ke sebuah Hutan Pinus yang sempat kami lewati tadi saat lewat Dlinggo.
Tulisan ini bakal bikin kamu nengkok karena ada di pinggir jalan
Rute balik menuju hutan pinus ini adalah dari Patuk atau Radio GCD yang ada koramilnya, kita belok kiri kalau dari arah Wonosari. Kami mencoba menelusuri jalan waktu kita berangkat tadi dan taraa... sebuah Hutan Pinus yang berada di pinggir jalan dengan nama Hutan Pinus Pengger akhirnya menjadi tujuan kami. Cukup membayar Rp 3000 untuk parkir motor kami bisa menikmati wisata alam yang sepertinya baru dibuka untuk wisata oleh warga sekitar. Walaupun masih terbilang baru, di tempat ini sudah ada beberapa fasilitas, seperti tempat parkir, warung, mushola hingga toliet. Nah, ketika parkir kami melihat papan penyewaan hammock. Kamipun sewa hammock dengan tarif Rp 10000/ hammock.Kamipun segera menaiki tangga yang telah di buat oleh warga untuk menuju kedalam hutan Pinus. Ternyat disini sudah ada beberapa spot yang dibuat warga. Seperti rumah pohon ada 2 spot, panggung, gazebo, tempat duduk, bahkan ada pula hammock jaring-jaring. Ada juga spot watu apa gitu lupa namanya, goa hingga warung di dalam hutan.
Menaiki Spot Rumah Pohon

Spot yang bisa lihat pemandangan kota Jogja dan Pengunungan Menoreh


Sewa Hammock suma Rp 10000 sepuasnya ^^v
Mboeli gak mau foto ini yang di pasang, tapi berhubung udah mau terbit terpaksa ini ya Mboel ^^v
Kami berempat akhirnya masang hammock dulu, setelah selesai kakak Pondong dan adek Ella kami biarkan berkencan. Sedangkan aku sama Mboeli ya menikmati perjuangan dan kekatrokan kami untuk mainan hammock sambil sambil foto-foto. Yang asyik dari hutan pinus ini adalah, sumpah nie hutan lumayan bersih walau masih terlihat sampah-sambah kertas, bungkus permen, tisu berserakan. Padahal pengelola sudah menyedikan tempat sampah yang lumayan banyak di setiap sudut loh. Selain itu, hutan ini masih tergolong sepi karena baru saja buka, terus memiliki sbeuah pemandangan kota Jogja dan hamparan hijau dengan backround Pengunungan Menoreh hingga Merapi Merbabu. Yaps, aku dan Mboeli emang memaksimalkan untuk keliling hutan ini, walau gak maksimal banget karena udah mau maghrib. Tempat ini emang asyik banget untuk menikmati sunset, malamnya kota Jogja atau pagi siang.Hehehe
Karena senjalah yang mengakhiri petualangan kami di Hutan Pinus Pengger
Thanks Genk's

See You SOON di dolannya Miss Risna selanjutnya
Saking asyikan kami sadar bahwa kami harus pulang, karena sudah nyaris malam. Sempat tanya-tanya sampai bapak pengelola bahwa di hutan ini kalian bisa camping dengan biaya Rp 5000/orang dan Rp 5000/motor sedangkan untuk toilet hitungannnya adalah borongan di belakang. Disini juga menyediakan api unggun yang boleh di bakar di dispot yang batu-batu yang pemandangannya adalah kota Jogja. Untuk prewed di tempat tempat ini juga dikenakan cash sebesar Rp 50.000. Sayangnaya waktu itu aku lupa 50ribu ini kita bakal dapat apa jah. Apakah dijamin lokasi foto prewednya gak bocor, bakal di kasih spot yang kece? lupita waktu itu. Yang jelas tempat ini bisa jadi tempat pilihan untuk menghibur diri dengan suasana JOGJA yang mulai macet, ramai, riweh dan fanas.

[bonus] video usil dan katroknya aku dan Mboeli main hammock di Hutan Pinus Pengger (sorry salah waktu setting awal edit video, baru nyadar ketika pas upload T_T)

Video kiriman MissRisna (@risnadianti) pada

Miss Risna

Perempuan yang terlahir dan (masih) tinggal di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Punya tekad buat explore plus santai manja di ujungnya baratnya Indonesia, alamnya Indonesia Timur, lihat oppa-oppa langsung di negaranya, menginjakan kaki di daratan negara Penjajah Indonesia dan bakalan kolaborasi sama idola Aamiin ^^v.

8 komentar:

  1. Deket sama rumah sodara, tp belum pernah ke sini :)
    Duh, jadi inget mobil terbakar di mangunan. Waktu itu aku di depannya persis. Kasian, jauh dari air.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah berarti aku di belakangmu kakak, semoga lain ali bisa mampir kakak ^^

      Hapus
  2. Blm pernah mampir lagi ke pinus ini..terakhir 2015 awal dan kayaknya blm di kelola sedemikian bagus kayak gini hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. ini kayaknya baru dibuka ketika awal tahun ini mas, biasa booming di IG mas

      Hapus
  3. Oh seputaran wonosari, boleh nich kalo main2 arah gunung kidul buat di ampiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. perbatasan lebih tepatnya kak. Perbatasan Gunungkidul sama Bantul, antara patuk dan dlinggo...heheheh.Jangan diampiri mas, ntar ada yang nyari ^^v

      Hapus
  4. Jangan-jangan, di masa datang semua tanah kosong atau kebon di Dlingo ditanami pohon pinus semua buat dibikin jadi obyek wisata... hadeh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahha ... sekarang tuh yang penting bikin spot fto upload mas. Jualannya gitu. Lah mau main air di sungai belakang rumah sekarang udah mulai berbayar

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung di Story Of Miss Risna, Silahkan tinggalkan komentar dibawah ini ( NO SARA ) ^^v