Awan Di Balik Kirab Dhaup Ageng

Apa dengan awan ini? Yuh baca cerita aku

Tahun ini Karton Ngayogyakarta kembali menggelar acara besar yaitu "Dhaup Ageng" atau yang lebih di kenal dengan  Royal Wedding. Hajatan besar ini merupakan hajatan mantenan yang terakhir kalinya.GKR Hayu yang merupakan putri ke empat Sri Sultan HB x telah dipinang oleh KPH Notonegoro, lelaki asli Kudus yang ternyata telah berpacaran selama 10 tahun ini. Setelah ijab kabul yang dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2013 di lingkungan Karton Ngayogyakarta, maka acara puncak Dhaup Ageng pada hari Rabu, 23 Oktober 2013 inilah yang paling dinantikan oleh sebagian besar masyakarat yang ada di Yogyakarta. Apalagi kalau bukan kirab penganten dari Kraton Ngayogyakarta ke Komplek Kepatihan DI Yogyakarta. Acara serupa pernah dilaksanakan ketika pernikahan GKR Bendara dan KPH Yudonegara pada tahun 2011.
Nah berkaca dari perhelatan hajat Sultan pas kirab tahun 2011 yang dibanjiri lautan manusia yang bergerak sedikitpun rasanya susah banget maka untuk kirab kali ini aku mencoba untuk lihat di tv ajah dah. Soalnya Alhamdulillah ada stasiun TV swasta nasional yang kali ini 'melek' akan cara Dhaup Ageng dibanding tahun 2011 yang lebih mentengin acra Royal Weddingnya negara sebrang (Aneh banget kan stasiun-stasiun TV di Indonesia, apalagi yang punya *ups...maaf soalnya aku bosan dengan iklan-iklan yang punya tv promosi dirinya. Please Pak kalu mau nyapres mending beneri dulu program-program tv bapak ntuh, banyak yang gak mendidik dan kalau emang mau memajukan Indonesia harusnya bapak prihatin ma tayangan yng bapak tayangan di tv bapak yang lebih mementingan ratting daripada budaya, motivasi yang postif dan hal yang mendidik. --Maafkan curhatan saya ini--). Pagi itu pun aku dan keluarga nonton acara kirab penganten ini di Tv dan begitu melihat suasana di Tv kok longgar banget. Gak separah waktu kirab Jeng Reni, maka setalah melihat dari laporan seorang Ryan akhirnya aku dan mbakku tergerak untuk melihat kirab secara langsung dan kepikiran bahwa hari ini adalah hari rabu dimana anak-anak pada sekolah dan para orang tua pada kerja jadi gak seheboh pas Jeng Reni dimana waktu itu pas weekend dan dilaksanakan di siang menjelang sore hari.

Ntah pesawat latihan atau emang bagian dari acara kirab

Setelah menempuh perjalanan sekitar -/+ 35 Menit akhirnya kami sampai daerah RS PKU Jogja dan jalan menuju Nol Km ternyata sudah di jadikan lahan parkir dengan di jaga polisi. Akhirnya kami mengambil arah menuju pasar pathuk dan ternyata lahan parkir dadakanpun ludes. Beberapa kali kami ditolak para tukang parkir padahal biasanya dipanggil-panggil buat parkir.hahaha...Setelah muter-muter akhirnya dapat juga tempat parkir dadakan di daerah pasar Pathuk arah Ramai Mall dan harga yang harus bayar untuk parkir dadakan ini adalah 3000 rupiah. Kamipun jalan kaki menuju jalan Malioboro-Ahmad Yani dan lokasinya tepat di depan gerbang Kampung Wisata Ketandan.

Aku tertipu oleh Tv, ternyata sudah banyak orang disana walau tak sebanyak dua tahun lalu tapi ini cukup susah untuk melihat sang pengantin di kirab. Hal yang pertama aku lihat adalah banyak para wisata yang telah siap dengan kameranya entah itu kamera hp, kamera tab, kamera digital dan kamera kamera yang lain. Antusias penonton ternyata dari anak-anak balita sampai orang tua dan tentunya para wisata asingpun tak kalah antusias.
Photo ini di ambil saat setelah kirab selesai, lucunya nie anak sekolah ngikutin kemanapun polisi ini pergi dengan cara berbaris rapi loh mereka. ya gapaplah dari pada tawuran

Para relawan pagar hidup yang gak dipungkiri pasti pada jengkel saat beliau-beliau menjalankan tugasnya
Sekitar pukul 9 lebih akhirnya para relawan pagar hidup yang dikombinasikan dengan POLRI, TNI dan Abdi Dalem segera memperkokoh pagarnya. Petugas dari Polripun mengingatkan para penonton agar tidak melewati trotoar, payung di tutup, balon disembunyikan  dan harus tertib. Dengan cuaca lumayan terik akhirnya kirab dimulai dengan iringan pertama yaitu saudara-saudara Sri Sultan baru dilanjut GKR Hayu dan KPH Notonegara dengan senyuman dan lambai tangan yang tak terlihat capek untuk mengucapakan terima kasih pada penonton. Sayangnya aku tak mendapatkan senyuman GKR Hayu, dikarenakan GKR Hayu menyapa penonton di sebrang sana. Pengantin yang berbahagia ini memakai pakaian adat Yogyakarta berwarna Biru Tosca. Iringan selanjutnya adalah keluarga pengantin pria dan beberapa para penari yang nanti akan pentas dalan resepsi di komplek Kepatihan.

KPH Notonegoro melambaikan tangan

Senyum Pengantin

Rombongan setelah Pengantin

Nah, untuk kirab yang kedua inilah yang menurut aku lebih tertib dan sangat bener-bener terjaga banget. Salut juga para penonton pun patuh walaupun masih ada yang ngeyel. Kali ini petugas sangat ketat. Para ponton yang tadinya memanjat gedung, ada yang dari blangkon toko, atau rooftop sebuah departemen store oleh petugas dilarang dan diharuskan untuk turun, semua jendela yang terbuka harus ditutup. Kalau ada yang nangkring tak henti-hentinya petugas mengingatkan. Bahkan para potographer yang tadinya udah dapat spot di blangkon toko harus jongkok ngintip kayak mau perang gitu.HAHAHAHA...Para penjual balonpun disuruh menurunkan balonnya dikarenakan takut kudanya ngamuk kalau soal balon.
Photo atas : para photographer saat kirab pertama dah dapat spot yang asik; photo bawah: saat kirab kedua, gak boleh manjat-manjat ataupun lihat dr lantai dua dengan jendela terbuka.  Ini petugas beneran tegas peringatannya
Sempat bertanya-tanya juga seh kenapa kirab kedua ini petugasnya bawel banget? Eh ternyata eh ternyata, Kirab kedua adalah Ngarso Ndalem Sri Sultan HB X yang mau lewat ternyata. Diawali barisan prajurit kraton yang begitu banyak akhirnya kereta Sri Sultan HB X dan GKR Hemas perlahan melewati jalanan Malioboro-Ahmad Yani tesebut. Sayangnya saya tak mendaptkan satu fotopun kali ini dikarena antusian penonton yang ingin melambaikan tangan dan melihat Sri Sultan HB X ini begitu heboh dan aku terdorong oleh kehebohan itu :'(. Nah Sebelum Sri Sultan HB X ini akan lewat, ada hal yang narik untuk aku ceritakan, berawalan dari cuaca yang sangat terik tiba-tiba saja cuaca menjadi begitu teduh di karena matahari tertutup awan. Awalnya aku gak ngeh tapi karena pengunjung sebelah aku dia ngomong ma temannya bilang gini " Eh, Rasakan hawanya. Ada angin yang berhembus dari sana (tanganya menunjuk arah Kraton)". Terus mas bilang lagi " Nah, jadi teduh kan? lihat tuh lihat". Bener ajah pas Sri Sultan HB X lewat ternyata awan menyelimuti sang matahari pagi itu dan terus ngikutinya. Allah emang keren ya ^_^.
Jeng Reni dan Mas Yudha

Paku Alam

Putri Sultan dan Mantu

Rombongan penari
Nah setelah Sri Sultan HB X, iringan selanjutnya adalah para putri dan mantu Sultan. Ternyata eh ternyata Jeng Reni sedang hamil. Selamat !!! semoga lancar kedepanya dan menjadi anak yang berguna untuk keluarga dan negara. Aamiin...Nah sempat lihat di web kratonwedding.com ternyata KPH Yudonegara ini rambutnya sekarang gondorong mboooo.hihihihi

Nah setelah selesai kirab para penonton pada berjubel mau pulang ini, tapi aku dan mbakku memutuskan untuk nanti dulu ajah coz pasti macet. Nikmati dulu dech sepanjang jalan Malioboro-Nol KM bebas kendaran bermotor dan hanya milik pejalan kaki. Akhirnya car free or destinasi penjalan kaki di Maliboro terwujud walau hanya beberapa jam saja.(Berharap akan terwujud untuk selamanya)
Para prajurit kraton. ayo sapa generasi berikutnya
Ternyata keputusan untuk sejenak menikmati ini terbayar oleh kepulangan para prajruit, kereta dan kuda yang tadi digunakan menuju Kepatihan pulang ke Kraton. Kali ini tak perlu berdesakan. hahaha...Rangkaian bunga di kereta asli semua dan pengen ambil sayang gak boleh. Sempat ada yang mau ambil tapi sapa petugas langsung diperingatkan.

Banyak Siswa dan mahasiswa yang dapat tugas liputan kirab ini dan wisatan LN lah yang sering jadi narasumber mereka
Rangkaian bunga di kereta, sempat ada yang mau ambil tapi diperingati sama petugas. Ini bukan ngalap berkah, padahal aku juga pengen bunganya loh.

Aaaah akhirnya Maliboro bisa jadi kawasan penjalan kaki walau cuma beberapa jam sayang sampah slalu ajah mereka tinggal.

OK...untuk kirab yang terakhir ini keren daaah.Penonton tertib dan para petugasnya juga keren kok, gak sampai emosi ngaturnya. Suruh mundur juga pada mundur. Soalnya ada yang nekat maju eh dia malah hampir dicium/dijilat ma kuda jadi mundur sendiri dah.hahahah...Kali ini koordinasi dan antisipasinya lumayan dah. Terima Kasih dan untuk GKR Hayu dan KPA Notonegra semoga SAMAWA ^_^ 

Bapak ini slalu senyum dan beberapa kali lihat beliau di event kraton dengan senyum khasnya

Tara.... akhirnya saya narsis juga

Miss Risna

Perempuan yang terlahir dan (masih) tinggal di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Punya tekad buat explore plus santai manja di ujungnya baratnya Indonesia, alamnya Indonesia Timur, lihat oppa-oppa langsung di negaranya, menginjakan kaki di daratan negara Penjajah Indonesia dan bakalan kolaborasi sama idola Aamiin ^^v.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung di Story Of Miss Risna, Silahkan tinggalkan komentar dibawah ini ( NO SARA ) ^^v