Sukabumi, I have Story About You part I


Lanjut cerita yang kemarin ya ...


Nyeker ketiak harus naik gunung
Secuil rute yang harus kami lalui, photo by Rizal

Sedikit diurai lagi ya

Senin, 18 Maret 2013 Ba’da Ashar

Siang menjelang sore waktu itu akhirnya aku di anter Lek Tatik untuk menuju PSKK UGM (Makasih ya Lek ... Maaf dari kecil ampe gedhe gini masih repotin lek Tatik :*). Sampai di sana ternyata udah ada mbak Mel yang sudah duduk manis di depan pintu dan mas Oni beserta ‘Bang’ Rizal ( hahaha ... gak tau kenapa sama orang satu ini susah banget ngasih embel-embel ‘mas’, ‘bang’ dll. Maaf ya, Zal ^_^V). Habis itu Mbak Laela dan terakhir mas Irwan.Hampir satu jam lebih kita nunggu bus yang akan mengantar kita di destinasi yang sudah ditentukan dan akhirnya datanglah si bis itu.
Satu bus waktu itu berisi empat team yang terdiri dari team Bandung, Cianjur, Ciansuka(Cianjur-Sukabumi) dan Sukabumi. Dalam kendaraan segi panjang ini, aku duduk bersama mbak Mel dan ternyata laju bus ini melewati jalur selatan ditemani oleh senja hari itu. Dalam bus pun aku hanya melihat pemandangan yang disajikan Allah hari itu. Mbak Mel sepertinya asyik dengan mp3nya dan terlihat lelah. Selama kurang lebih 24 jam kita berada dalam kendaraan berbentuk segi panjang itu. Di samping harus menganter empat team yang beda-beda tempat, macet mewarnai perjalanan kami.

View Perjalan Menuju Sukabumi dari Bus
Pemandangan ketika terjebak macet di Bandung

Tim pertama yang meninggalkan bus adalah team Bandung, di sinilah kami terjebak macet karena memang jam-jam kerja dan sekolah. Yang kedua adalah tim Ciansuka dan yang terakhir adalah team Cianjur. Sebelum tim Cianjur turun kami sempat mampir ke warung makan sunda. Ada penampakan kayak apa warung makan sunda. Aku hanya makan yang menurut lidah aku enak.

Menu Khas Warung Sunda
Menu makanan warung Sunda

View menuju Pelabuhan Ratu
Dalam bus hampir 24 jam


Dan, tim Sukabumi yang menguasai bus tersebut. Yupz ... wilayah yang kami tuju adalah Pelabuhan Ratu yang semua orang pasti tahu Pelabuhan Ratu. Hujan pun menyambut kami ketika kami sampai di Pelabuhan Ratu, itupun kami masih mencari-cari keluarga temen Mbak Laela yang bakal menampung kita. Setelah sekian lama akhirnya ketemu. Kami tinggal di keluarga nelayan, waktu itu si Abah sedang melaut jadi yang di rumah cuma Umi, Aa’ (Lupa namanya), Teteh (Lupa juganya nama *maafkan Na’-__-) dan Bilqis (Anaknya teteh).

Raindrop at the windows



Sebuah hal baru akan dimulai Na’...
Sebuah perjuangan dan Pembelajaran ... !!!

*Hari Pertama di Pelabuhan Ratu
Pagi - pagi sekitar Subuh, aku terbangun oleh ringtone “Bunda”. Yupz sapa lagi kalau bukan Ibu. Pagi itu Ibu telpon tanya kabar dan seperti biasa slalu mengingatkan yang emang harus aku ingat dan gak aku lakukan plus pastinya Ibu khawatir aku. Secara dulu pernah jadi anak bontot dan paling bandel (hahahaha...dan anak yang gak tau rumah kalau gak di jemput pulang). Pagi itu pun langsung di awali mandi dan makan pagi dengan ikan masakan Umi. Di pagi itu pula saya berpatner dengan Rizal dengan pertimbangan dari SPV bahwa saya belum ada pengalaman jadi di patnerkan dengan yang sudah berpengalaman. It’s Ok No Problem, aku memang butuh adaptasi dulu.
Kami pun segera berangkat agar segera cepat selesai, Mbak Mel, Mas Irwan, Mbak Laela dan Mas Oni pada naik angkot  sedangkan aku dan Rizal pake motornya Si Aa’. Kami di antar si Aa’ Sampai jalan raya, maklum rumah-rumah di sana banyak gang dan kami masih asing.Kami pun segera menuju ketempat yang sudah dibagi tadi (aku lupa nama desanya cikadu atau apa aku lupa) yang jelas tempat yang pertama kali kita tuju adalah kantor kelurahan. Sampai disana kita tanya-tanya dan minta ijin. Awalnya kita mau ambil kampung ****(lupa namanya) tapi sama pihak kelurahan dianjurkan ke kampung-kampung yang bisa kita jangkau soalnya kampung-kampung kita kita pilih tadi akses jalannya sulit katanya buat kita yang belum pernah kesana.
Ok...akhirnya aku dan Rizal pun berpencar. Awalnya aku masih sempat binggung, takut dll. Hehehe .. maklum masih sebuah adaptasi. Dari pekerjaan ini aku bener – bener bikin aku banyak banget belajar. Baru sehari saja aku sudah begitu banyak yang bisa kau pelajari dan aku syukurin. Aku bertemu dengan sesuatu yang bisa membuka hati aku, pikiran aku dan semuanya. Bertemu dengan orang-orang masih bisa bahagia dan bersyukur dalam keadaan yang serba terbatas.

view wilcah1
View sehari-hari ketika mau berangkat


*Hari Kedua
Ketika kumandang azdan subuh menggema akupun terbanggun, ya aku aku harus bangun lebih pagi dan bertemu dengan Responden yang hanya bisa di temui dari jam pagi, selepas jam 8 responden tersebut sudah ke kota untuk berjualan. Aku bergegas membangunkan Rizal. Kami pun bersiap-siap dan segera berangkat. Alhamdulillah bapaknya belum berangkat dan bapaknya ternyata kurang fasih akan bahasa Indonesia. Untung ajah ada anaknya Bu RT jadi bisa di-translate-kan. Maklum baru 2 hari di sunda jadi pembendaharan kata sunda masih sedilkit (Alasan kamu ini Na’). Kami pun lanjut mencari responden lagi dan ternyata wow banget jalannya, kayak sungai lagi gak ada airnya dan jalannya naik turun – naik turun. Sempat ada jalan yang lurus dan ilalang yang sebenarnya dari dulu aku pengen banget dengan ilalang tersebut. Sayangnya waktu itu si Rizal gak memberhentikan motornya.
Di hari ini pula aku pertama kalinya naik angkot di Sukabumi, yupz karena motor yang kami pinjam mau di pake si Aa kerja jadi Rizal pulang duluan. Awalnya seh dari rumah responden naik Ojek dulu dengan tarif 3000 rupiah. Sempat di tawarin si Aa Ojek sekalian ke Pelabuhan Ratu tapi tarifnya 15000 ya mending angkot ajah sekitar 2000-3000 tergantung jauh deketnya. Dan hari itu aku dapat angkot yang keren dah.Masih kincling, full musik dan ada tabletnya buat muter video dengan harga 3000 boooo... Dan malam ini kita muali mengedit dan siap siap dengan revisi di sebuah kotak.hahaha ... sebuah ritual setelah ngenum dan sebekum tidur atau setelah bangun tidur :0
*Hari Terakhir di Pelabuhan Ratu
Nah pas hari hari terakhir di Pelabuhan Ratu, kami berempat naik angkot dengan tujuan Pasirsuren kalau gak salah namanya. Kali ini aku berpatner dengan Mbak Mel dan Mas Irwan. Yupz Kami bertiga emang di tugaskan di satu desa untuk memenuhi kekurangan yang gak udah habis di desa lain, sedangnya Rizal kembali ke desa yang aku pegang kemarin kerena di sana ada satu dan pasti ada. Sebelum ke rumah respon kita mampir dulu makan bakso dan ternyata Bapak penjualnya orang Jogja ASLI tepatnya dekta-dekat Gedongkuning, Tinggal di Pelabuhan udah lama banget soalnya udah kecantol sama neng geulis di situ.

Sungai Tak tahu namanya di Kampung Pasir Suren
Sungai Pasirsuren


Setelah makan kami pun kembali mencari rumah respon dan mas Irwan dapat yang jauh secara dia laki-laki (hahaha) dan kami (aku dan Mbak Mel) dapat satu kampung cuma beda RT. Kali ini aku dapat responden yang sekeluarga kocak habis, ngocol gila dah, jadi wawncaranya santai sambil ketawa-tawa gitu. Setelah selesai aku menghubungi mbak Mel udah selesai belum ternyata udah sedangkan telepon mas Irwan dia gak dapat sinyal sepertinya. Akhirnya kami pun memutuskan untuk  pulang dulu. Nah, sama mbak mel ini kami gak langsung pulang. Kami beli es buah dulu walaupun hari itu hujan dan sambil nunggu Kue Pancong buka.

Setelah kami beli kue pancong dan aku memcobanya (ternyata gak enak-enak banget *kembali keselera*) kami pulang ke basecame, dan sepertinya hari ini juga kita harus segera pindah ke wilcah selanjutnya yaitu ke Cisolok. Kami pun berkemas dan segera pamitan dengan Umi, Teteh dan Bilqis. Angkotpun sudah menanti kami dan siap mengantar ke Rumah dinas Camat Cisolok. Perjalan ke Cisolok ini rutenya emang di tepi pantai. YUPZ ...HAL YANG BIKIN AKU NYESEL SAAT DI PELABUHAN RATU AKU GAK KEPANTAI *_*. Tapi cukup terobati saat perjalanan ke Cisolok ini karena emang jalannya di tepi pantai dan kamipun melewati hotel yang sangat terkenal di Pelabuahan Ratu dan kemarin habis masuk TV agara-gara si JuPe ritual-ritual itu loh. Ya Hotel yang terkenal tentang Ratu Kidul dan sebentar lagi ada film yang mengangkat hotel ini sebagi POI nya tapi genre horor.
Akhirnya perjalanan yang hampir kurang lebih satu jam lah kita sampai juga sampai rumah dinas Camat. Disana sudah ada beberapa orang yang menyambut kami. Di wilcah ini untung bisa dapat sewaan motor hanya saja makan kita harus beli sendiri.


Lanjut Ke PART2

Miss Risna

Perempuan yang terlahir dan (masih) tinggal di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Punya tekad buat explore plus santai manja di ujungnya baratnya Indonesia, alamnya Indonesia Timur, lihat oppa-oppa langsung di negaranya, menginjakan kaki di daratan negara Penjajah Indonesia dan bakalan kolaborasi sama idola Aamiin ^^v.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung di Story Of Miss Risna, Silahkan tinggalkan komentar dibawah ini ( NO SARA ) ^^v